Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017
Rumah. Dimanapun kita berada dalam waktu yang lama. Tidak ada yang seindah rumah. Kenangan dan segala isinya. Hanya ada di rumah. Wajar semua rindu rumah. Namun tida ada makna rindu rumah. Suasana rumah bisa tercipta dimana saja. Namun tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan keluarga. Syukur dan sesal berawal dari asa. Asa yang gugur oleh jarak. Siksa hanya mencabik lewat rindu. Tidak ada kata selain keluarga dan cinta yang bisa menimbulkan sesak di dada. TUHAN ITU ADIL DALAM SETIAP RENCANA-NYA. Pasti hikmah dan makna akan muncul saat tiba waktunya.
Tidak ada yang lebih membuat bangga Dari kata iya sederhana Daya juang waktu lama Terbayar dengan senyum legawa Rindu sekarang lebih berbahaya Berharap diapun tak sekedar terima Bukan sekedar aku dan dia Namun berjuang dalam restu bersama Kuharap Tuhan tetap membuka Walau bahagia membara Tak lupa dengan extra usaha Demi masa depan bersahaja bersama sesosok tak terduga :) Tiada kata selain bahagia :)
Tidakkah dunia ini berdasar keadilan? Namun apakah adil itu ada? Apa standar sesuatu memenuhi unsur keadilan? Apa mereka yang sama? Atau satu dari banyak beda? Masih banyak ego berantakan. Masih banyak lemah kemanusiaan. Masih banyak obsesi dunia dan kematian. Masih tersesat dengan Konsep Ketuhanan. Lalu? Kapan keadilan menunjukkan jati dirinya? Atau jangan jangan? Hanya mitos belaka?