Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018
Wajarkah sang cemburu bersemayam dalam lubuk gelap itu? Kami sekedar mahluk yang tak teruntuk. Hanya terputar lingkar perilaku tak terarah. Hanya terjebak lautan bimbang tak terjawab. Kami sekedar kaum nyata yang fana. Hanya berkata tanpa dikata. Hanya bertindak tanpa ditindak.
"Sentuhan pertama para jemari Menyentuh perlahan kuas di lemari Sebuah perilaku sederhana yang tak terapresiasi" "Lukisan nyata yang kerap terkesan tak berarti  Tanpa menghitung keringat yang tercerai di dahi Sebuah budaya sederhana yang sering terjadi" -curahan hati seorang pelukis
Seuntai piringan hitam yang hidup untuk kesekian kali. Nada demi nada ringkih yang terputar memang tak asing untuk dikenali. Bait demi bait yang terlontar sangat akrab pula bagi sang pemilik jasmani. Ya , aku kenal musik ini. Ini Musik Perkusi. Musik perkusi yang terekam dalam sebuah piringan hitam? Mungkin terdengar ganjil bagi sebagian penikmat irama. Tapi bagi kami para seniman, sudah terbiasa menggeluti malam kelam. Bahkan kami rela tidur di jalanan hanya untuk hasil yang sempurna. Entah kenapa piringan hitam itu berputar semakin cepat... Tabuhan demi tabuhan para pemain perkusi mulai mengalirkan emosi... Jiwa mereka mulai teralirkan dalam alat pemutar yang penuh karat... Seakan akan harmoni yang indah berkata kepada kami para pendengar.. Ya. Aku kembali. Musik satu ini memang menarik dan pandai bermain dengan rasa. Rasa yang hanya bisa menggebu selayaknya semangat seorang tentara baru. Jiwalah yang selalu bisa berdendang hingga tinggalah debu. Dan raga yang l...