Hujan berjatuhan secara berirama. Sembari berfikir hal hal sederhana. Bermandikan musik penyejuk jiwa. Mendadak hati bertanya "Mengapa?" Terlintas kejahatan dunia yang pernah dirasa. Membuat segala pelik berkumpul manja. Sakit. Sesak. Menjadi rasa yang terbiasa. Sebenarnya apa yang dipinta nurani? Mereka selalu merasakan infeksi. Bukan sekedar infeksi. Infeksi butuh penawar sakti. Benar. Tiada yang sesakti kata "dihargai" Semua yang diinginkan sukma hanya kata sederhana ini. Sudah banyak siksa akibat dari "dihargai" yang pergi. Apakah meminta "Dihargai" lebih dari sekedar egoisme diri? Akupun tak mengerti. Sesulit itukah wahai para penghuni bumi? Mereka tak tahu rasa pertarungan berujung kematian. Mereka tak tahu sulitnya memanggil kebangkitan. Mereka tak tahu rasanya membusuk ingin akhiri kehidupan. Mereka tak tahu makna perjuangan. Mereka tak tahu siksa merindukan. Mereka hanya penyembah kebahagiaan. Tapi. Terakhir. Te...
Postingan
Menampilkan postingan dari September, 2017
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Aku lahir dari setitik kebahagiaan. Aku lahir dari kebahagiaan yang berujung masalah. Entah. Apa jadinya ketika ternyata kau ini sang hitam yang berteman dengan kegelapan? Apa jadinya ketika kau sadar kau lahir untuk menyembah pilu berperkara? Bukan sukacita penuh makna? Ketika yang kau tahu kau hanya penyandang buta kebajikan yang selalu dikucilkan sekitar. Kau dilahirkan dan membesar tanpa mengenal atensi dan belas kasih. Yang kau inginkan hanya tau apa itu makna bukan hanya pembelajaran. Bunuhlah aku dalam diamnya malam. Dan dinginnya sukma yang menyelimuti. -penyembah kematian-
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Hey, apa yang kau bagi bagikan itu kepada orang orang?" "Oh, ini. Ini sekedar brosur" "Untuk apa kau bagikan brosur itu anak muda?" "Agar brosur ini bermanfaat. Dan mereka semua dapat merasakan manfaatnya" "Tapi, Apa kau sendiri pernah merasakan manfaatnya?" "Belum." "Lalu, bagaimana mereka merasakan manfaat yang kau sendiri belum merasakan manfaatnya" "Semua itu tentang ikhlas, semua yang dijalani penuh keikhlasan akan berujung pada apa yang namanya manfaat" "Tapi, sampai kapan anak muda?" "Entahlah.. , karena brosur ini sendiripun tidak akan habis.. dan pemuda ini hanya melakukan tugasnya" -Mas Mas Penebar Brosur-
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Lihatlah cermin itu, katakan apa yang kau lihat" "Aku?" "Bukan" "Lalu siapa itu?" "Itu sosok yang tak lebih dari budak budak keikhlasan penuntut keadilan dari keegoisan jagat" "Lalu dimana"aku"?" "Dunia masih memaanfatkannya.Sabar. Belum waktu kalian bertemu, ingat kau hanya budak semesta yang lalai syukur, kau bukanlah baginda jagat" -Laksamana Takdir-
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Lihatlah jam itu" "Mengapa dengan jam itu?" "Bergulir sebagaimana mestinya" "Lalu apa?" "Itu tanda untuk menikmati detak tiap detiknya. Resapi makna dentuman tiap menitnya. Jalani setiap jamnya" "Dan lagi, kita hanya melihat ia bekerja kan?" "Tepat sekali, jam tak hanya penuntun waktu. Ia juga akan menuntunmu. Jangan terburu buru. Kelak ia akan berkata dan kelak kau mendapat makna" "Salahkah menuntut?" "Sabar. Ingatlah. Kita pemuja bukan pencipta" -pria penjelajah waktu-
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hari hari hitam putih yang terselip abu Ia tetap melangkah dengan telapak itu. Walau dikala kelabu. Sampai sinar datang menyerbu. Ia tetap beradu. Bisikan angin sang pembawa rindu. Pertanda ia sudah terlalu jauh. Tetap pergi berkeliling sendu. Dengan telapak begitu lusuh. Ia tetap beradu. Menyiksa bukan yang ia mau. Karena satu hal yang ia tahu. Usaha memang penyiksa waktu. Namun lagi lagi ia tetap beradu. -Pria berlangkah nestapa-